TERPASUNG

HV, September, 2018.


gusar ku tak terbendung lagi

seperti ditimpa tanah dada ini

sesaknya seperti magnet

ku teriak pada langit diatas

mereka menjawab tetapi,

bahkan angin saja tak memihak

pergi lalu tanpa melepas jerat

memberontak ku tiada guna

bukan tak mau, tapi tak bisa

dipasung penat jiwa ini.

PIANO


HV, September, 2018. (22.48)

Menarilah sampai mereka terpukau


Namun bukan ragaku yang menari


Lantas siapakah yang menari?


Ya tetap aku yang menari


Hanya saja jariku yang melenggakkan


Jangan gemetar, tak usah ragu


Menarilah jariku dengan tenang


Buatlah mereka semua menganga


Dengan lantunan melodi yang mengudara


Bersenandunglah jariku bersenandunglah…


Pianomu sudah menunggumu lama


Menyatulah jariku dengan piano seirama!


Mainkan dan menarilah bersama


Tenang, itu kunci utama


Suara itu mulai menunjukkan citranya


Ya memang hanya piano


Fikirku, hal terindah di dunia ini


Sebab tak ada yang terlampau cantik dari ini


Selain piano yang berbicara dengan jari yang menari

TANPA SAYAP


HV, September, 2018. (22.24)

Tingginya langit tak menyurutkan hasrat


Bahkan kalau perlu harus menembusnya


Tersadar bahwa segalanya memiliki batas


Terdiam merenung apakah langkah ini salah?


Ternyata tidak…


Mimpi ini memang terlampau overdosis


Tak apa, tak ada yang melarang


Memangnya siapa berani melarang?


Atau kau ternyata hanya meremehkan?


Sekali lagi, tak apa


Mimpi ini mampu melewati langit


Biar jauh dan tinggi dari pijakan tanah


Tak perlu pesawat untuk sampai sana


Hanya tekad, usaha, dan sembahyang


Karna menggapai mimpi setinggi itu mampu


Renungkanlah…


Raihlah meski tanpa sayap sekalipun.

BAYANGAN


HV, April, 2018. (22.38)

Ada apa yang terjadi saat ini?
Kekacauan menggerogoti fikiranku
Kegelisahan menyelimuti hatiku
Mataku seolah tak berkedip
Apa yang ku bayangkan sekarang?
Hal ini semua seperti ilusi saja

Aku kembali membuka arsip otakku
Kembali aku membayangkan
Ku bayangkan dia…
Dia yang membuat kegusaran pada rohku
Dagingku memberontak ingin berkata
Namun rohku tak mampu mengendalikan
Ya…dia yang ada di bayanganku saat ini
Kembali membuka kisah yang sudah basi

Namun apa daya…
Kisah yang basi itu sangat kuat
Dagingku terus selalu membayangkannya
Sedangkan rohku ingin berhenti
Seperti ku dibawa ke masa dulu
Dimana aku tidak sekedar membayangkannya
Ha…dahulu dia nyata dihadapan dagingku

Tapi sekarang tidak seperti dahulu
Dia yang dulu nyata kini seperti bayangan
Yang tersisa hanya dagingku yang membayangkannya
Namun sejenak ku berfikir
Mengapa dia mengganggu hatiku?
Ternyata rohku merindukannya…
 
Hanya Sebuah Coretan Blog Design by Ipietoon